Rabu, 16 April 2014

Selasa, 24 September 2013

Axis lagi di dunia maya



Beberapa bulan terakhir ini saya facum di dunia maya, mungkin karena banyaknya pekerjaan sehingga membuat saya tidak memiliki waktu untuk bermain-main di dunia maya. 

Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang hubungan saya dengan sang pacar. Alhamdulillah selama penantian yang sangat panjang sekali, akhirnya saya dan pacar saya memutuskan untuk melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Bukan berarti hubungan kita kemarin tidak serius J. Sebenarnya kita pacaran sudah lumayan lama, kurang lebih 3 tahunan. Dari awal menjalin hubungan dengan dia, saya dan dia memang sudah berkomitmen dan serius dalam menjalani hubungan ini. Selama tiga tahun menjalani hubungan, banyak sekali lika-liku yang dihadapi. Baik itu dari masalah yang ringan maupun yang berat sekalipun. Tapi Alhamdulillah, karena kesungguhan kami berdua untuk mempertahankan hubungan ini, kami bisa melewati itu semua. 


Rabu, 01 Agustus 2012

Listrik Statis

  • Listrik terbagi menjadi dua, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Kali ini kita akan mempelajari tentang listrik statis. Ada yang tau tidak apa sih yang dimaksud dengan listrik statis? ^_^. Jadi, listrik statis itu adalah ilmu listrik yang mempelajari tentang sifat muatan listrik. 
  • Semua benda terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Jadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu zat. Atom terdiri dari inti atom (nukleus) dan elektron. Inti atom terdiri dari proton dan neutron. Inti atom berada di dalam atom, sedangkan elektron beredar mengelilingi inti atom, seperti  bumi mengelilingi matahari.
  • Proton bermuatan positif, elektron bermuatan negatif, dan neutron tidak bermuatan (netral). 
  • Sebuah benda dikatakan bermuatan positif jika jumlah proton lebih banyak dari pada jumlah elektron (kekurangan elektron). Sebuah benda dikatakan bermuatan negatif jika jumlah elektron lebih banyak dibandingkan jumlah proton (kelebihan elektron). sebuah benda dikatakan bermuatan netral jika jumlah proton sama dengan jumlah neutron.
  • Suatu benda bermuatan sejenis didekatkan maka akan tolak menolak, seperti benda bermuatan positif didekatkan dengan benda bermuatan positif maka akan tolak menolak, begitu juga dengan benda yang bermuatan negatif didekatkan dengan benda yang bermuatan negatif pula maka akan tolak menolak.
  • Suatu benda berlainan jenis didekatkan maka interaksi yang dihasilkan akan tarik menarik, seperti benda  bermuatan positif didekatkan dengan benda bermuatan negatif maka akan tarik menarik.
  • Sebuah benda dapat dimuati listrik salah satunya dengan cara digosok.
  • Apabila penggaris plastik digosokkan dengan kain wol, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kain wol ke penggaris sehingga kain wol bermuatan positif dan penggaris bermuatan negatif.
  • Apabila batang kaca digosokkan dengan kain sutera, maka yang terjadi yaitu adanya perpindahan elektron dari batang kaca ke kain sutera, sehingga batang kaca bermuatan positif dan kain sutera beermuatan negatif.


Sabtu, 01 Oktober 2011

Pembelajaran Metode NHT

a.       Pengertian Pembelajaran Metode NHT
Numbered Heads Together merupakan tipe dari model pengajaran kooperatif pendekatan struktural, adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spancer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut, (Ibrahim dkk, 2000:28). Menurut Anita Lie (2002:59) pengertian Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide -ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Model ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik. Satu aspek penting dalam pengajaran kooperatif adalah bahwa di samping pengajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, pengajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pengajaran akademis mereka.
Slavin dalam penelitiannya mengemukakan “bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tehnik - tehnik pengajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar“, (Ibrahim dkk, 2000:16). Sehingga model pengajaran kooperatif sangat baik digunakan untuk siswa yang berkemampuan rendah, sedang, maupun tinggi.
Peranan metode Numbered Heads Together dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:[1]
1)        Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas
2)        Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok-kelompok kecil
3)        Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, baik tugas individu maupun kelompok
4)        Memantau kerja kelompok
5)        Mengevaluasi hasil belajar

b.      Langkah-langkah Pembelajaran NHT
Menurut Ibrahim dkk (2002:28), untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengajaran Numbered Heads Together guru menggunakan empat langkah, empat langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan jumlah anggota 4 sampai 5 siswa dan kepada setiap anggota kelompok tersebut, diberi nomor antara  4 sampai dengan 5.
2)      Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa, pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik.
3)        Berfikir bersamaan
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut.
4)      Menjawab
Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang merasa nomornya dipanggil mengacungkan jari dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut untuk seluruh kelas.

c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode NHT
Adapun kelebihan-kelebihan metode NHT adalah :
1)        Memberi Motivasi
Menurut Woodworth dan Marques (2000) motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya. Segala sesuatu yang baru dan segala perubahan dapat menumbuhkan motivasi. Begitu juga dengan metode NHT, dengan pemberian nomor merupakan hal baru bagi siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar.
2)        Menambah rasa percaya diri
Metode NHT juga dapat menambah rasa percaya diri siswa, karena dalam metode ini ada pemanggilan nomor dalam menjawab hasil diskusi. Sehingga dalam diri siswa timbul rasa percaya diri mereka.
3)        Siswa aktif
Metode NHT akan menambah keaktifan siswa dalam belajar, karena siswa boleh memberikan pendapat dan menukar pendapat, sehingga siswa aktif dalam belajar.
Adapun kelemahan-kelemahan metode NHT adalah:
1)      Waktu ruang
Belajar dengan menggunakan metode NHT memerlukan waktu yang agak panjang, supaya siswa lebih memahami materinya.
2)      Membuat panik siswa
Di samping membuat percaya diri, metode NHT juga dapat membuat grogi atau panik siswa, karena dalam metode ini bagi nomor yang dipanggil harus menjawab dan mereka panik pada pemanggilan nomor.
3)      Membuat repot guru
Metode NHT merupakan metode diskusi kelompok yang menggunakan nomor, sehingga sebelum pembelajaran dimulai guru harus mempersiapkan nomor, hal ini dapat membuat guru agak repot.


[1] Anita Lie, Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas, (Jakarta. Grasindo, 2000), h.59

Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).

Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.

Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.

Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.

Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.

Kedua, membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

Ketiga, penggunaanya cooperative learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.

Keempat, dengan melalui cooperative learning, dapat me-ngembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
.
Kelima, dengan cooperative learning mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.

Keenam, dengan cooperative learning mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.

Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan ketera-mpilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.

Suhu Tanah

    Pengertian Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.
Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah.
Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen merupakan penyubur tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah:
a.    Faktor lingkungan
1)                 Radiasi matahari
2)                 Radiasi dari awan
3)                 Konduksi panas dari atmosfer
4)                 Kondensasi
5)                 Penguapan
6)                 Curah hujan
7)                 Vegetasi
b.    Faktor tanah
1)        Keterhantaran dan difusivitas panas
2)        Kapasitas panas
3)        Aktifitas biologi
4)        Radiasi dari matahari
5)        Struktur, tekstur dan kelembaban
6)        Garam-garam terlarut
  
     Alat Ukur Suhu Tanah Berumput dan Gundul
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika nomor: SK.32/TL.202/KB/BMG-2006. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah berumput dan gundul yaitu termometer tanah. Satuannya derajat Celcius. Pengukuran suhu tanah umumnya dilakukan pada kedalaman  0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Untuk mungukur suhu tanah pada kedalaman kurang dari 50 cm dipakai termometer tanah yang dibengkokkan dan skalanya menghadap ke atas sehingga mudah dibaca tanpa mengganggu termometernya.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi parapin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Benda kuning pada termometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang berfungsi agar memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di udara. Untuk mencegah kemungkinan air masuk ke dalam tabung besi, maka tabung bagian atas harus selalu tertutup. Karena perubahan suhu di dalam tanah berlangsung lambat, maka kekurangpekaan dari termometer tanah tidak mengurangi ketepatan suhu tanah yang diamati. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila merupakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.

Cara Pengamatan Termometer Tanah
Pengamatan suhu tanah berumput dan gundul dapat dilakukan dengan cara:
a.    Pengamatan Suhu Tanah Berumput dengan Menggunakan Termometer Tanah
Pengamatan pada temperatur tanah berumput dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu  pada jam 07.30, 13.30 dan 17.30 waktu setempat.
Pada jam 07.30 dan 13.30  pengukuran suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm. Sedangkan pada jam 17.30 pengukuran suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm.
Prosedur pengamatan dilakukan sebagai berikut:
1)        Membaca termometer tanah berumput pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dengan melihat ujung air raksa dalam skala derajat Celcius yang terdapat pada tabung kaca termometer sampai persepuluhan.
2)        Untuk termometer tanah pada kedalaman 50 cm dan 100 cm, pembacaan dilakukan dengan cara:
v  Buka tutup tabung besi.
v  Tarik tabung gelas yang terikat pada rantai dengan hati-hati.
v  Pegang ujung gelas yang tertarik pada rantai.
v  Baca termometer sampai persepuluhan dengan cepat dan cermat.
v Waktu membaca usahakan membelakangi matahari, hal ini untuk menghindari pengaruh sinar matahari pada ketelitian pembacaan.
v  Kembalikan termometer ke tempat semula dengan hati-hati.
3)        Dicatat di buku observasi, lalu disalin di back-up synop.
4)        Untuk pengamatan berikutnya lakukan seperti hal tersebut di atas.

b.   Pengukuran Suhu Tanah Gundul dengan Menggunakan Termometer Tanah
Pengukuran pada Temperatur tanah gundul dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu  pada jam 07.30, 13.30 dan 17.30 waktu setempat.
Pada jam 07.30 dan 13.30  pengukuran suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm. Sedangkan pada jam 17.30 pengukuran suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm.
Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
1)        Membaca termometer tanah berumput pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dengan melihat ujung air raksa dalam skala derajat Celcius yang terdapat pada tabung kaca termometer sampai persepuluhan.
2)        Untuk termometer tanah pada kedalaman 50 cm dan 100 cm, pembacaan dilakukan dengan cara:
v   Buka tutup tabung besi.
v   Tarik tabung gelas yang terikat pada rantai dengan hati-hati.
v   Pegang ujung gelas yang tertarik pada rantai.
v   Baca termometer sampai persepuluhan dengan cepat dan cermat.
v Waktu membaca usahakan membelakangi matahari, hal ini untuk menghindari pengaruh sinar matahari pada ketelitian pembacaan.
v Kembalikan termometer ke tempat semula dengan hati-hati.
3)        Dicatat di buku observasi, lalu disalin di backup synop.
4)        Untuk pengamatan berikutnya lakukan seperti hal tersebut di atas.